Blog Archives

Saya di Tengah Paradoks

 

Seharusnya saya sudah tidur saat ini. Ya, jam dinding di ibu kota sudah tidak lagi menunjukkan tengah malam, tetapi telah jam tiga kurang seperempat. Ketahuilah, bahwa yang memaksa saya terjaga hingga saat ini dan memaksakan diri dan jari-jari mengetik kata dari dalam hati adalah akibat kebiasaan kita para makhluk sosial yang rutin mengecek gadget alat telekomunikasi sebelum benar-benar memejamkan mata. Ah, ternyata ada pasal yang membuat saya mengurungkan niat untuk tidur, bahkan kehilangan minat untuk itu.

Anda mungkin menebak saya hendak curhat tentang sedih hati terhadap seorang laki-laki. Yah, untuk saat ini belum tepat. Karena yang saya baca barusan adalah sebuah lelucon yang dilemparkan di grup whatsapp beranggotakan sesama mahasiswa Manajemen Komunikasi UI angkatan 2013. Yang mengirimkan pesan bernada humor itu adalah seorang kawan yang saat ini tengah berbahagia atas kelahiran putera pertamanya. Dan humor ini bukan tentang pengalamannya menjadi seorang ibu muda, tetapi tentang ‘saya’. Begini isi pesan itu:

Read the rest of this entry