Monthly Archives: August 2013

HUTRI; Menimbang-Menakar Nasionalisme Diri

Bersama Bapak Awal Uzhara dan Ibu Susi di KBRI Moscow, Juni 2011

Bersama Bapak Awal Uzhara dan Ibu Susi di KBRI Moscow, Juni 2011

Sayang kepada anak maka dilecuti

Sayang kepada kampung maka ditinggalkan

Larik pertama dari pepatah Minang di atas, sering saya perdebatkan dengan Bapak ketika saya masih kecil. Karena bagi beliau pepatah itu dilaksanakan bak harfiahnya, sedangkan bagi saya itu seperti memaknai bahasa kiasan. Tapi kali ini tulisan saya bukan soal saya yang dulu pernah dilecuti lidi akibat ketahuan mandi di sungai, melainkan tentang larik kedua pepatah tersebut. Read the rest of this entry

Kemenangan; Kembali Fitri Dalam Demokrasi Beragama

image

sumber foto : nasional.news.viva.co.id

Dendang senandung shalawat yang dilafazkan oleh dua orang yang menepak-nepuk dulang terdengar sayup-sayup dari mushala kecil dari kayu itu. Semacam pertunjukkan religius mendendangkan shalawat diiringi irama tepukan tangan di atas dulang. Semacam nampan dari logam yang biasanya digunakan untuk alas sajian makanan, berdiameter kira-kira setengah meter. Shalawat dulang umumnya juga banyak ditemukan di acara-acara tradisional Minangkabau, hanya saja tidak semua orang mampu mengikuti perkataan shalawat yang dilantunkan jika hanya didengarkan sepintas lalu. Selain disenandungkan dengan irama tertentu dalam bahasa Minang, bahasa yang digunakan juga bukan bahasa Minang untuk percakapan biasa.

Read the rest of this entry